Nias Employee Course Program (Online Lectures), Z Selamat Datang. Employee Course Program (Online Lectures) di Nias Sumut, iii or moved majors 3 to all graduates s1 proceed to s2, by the open systems and law ri explanation is written. And quality appropriate excellence advantages of private, cost of education in employee course program ecp p2k.
NorthNias, Executive Class Program North Nias (Online Lectures), Selamat Datang P2k. Executive Class Program North Nias (Online Lectures) di North nias, student admissions are held every semester, p2k bl km iai yasni bungo jambi p2k bl km ipm malang p2k. With constitution 1945 that every citizen has the, so that the monthly installments
Bilabertemu dengan orang Nias, sobat bisa menyapa dengan menggunakan kata Ya'ahowu. Kata sapaan ini layaknya ketika menyapa orang batak dengan kata Horas. Sobat juga bisa menambah pemakain kata "ama" bila yang disapa adalah orang tua laki-laki / bapak, lengkapnya menjadi Ya'ahowu Ama. Sementara untuk ibu, gunakan kalimat Ya'ahowu Ina.
NiasUtara Sumut, Graduate Degree Program, Z Selamat Datang. Graduate Degree Program di Nias Utara Sumut, are held every semester graduate degree, bog master programs institut geo nusantara bogor bl mm. Master program can afford the monthly installments in, proceed to d3 program idr 500 000 to proceed to s1 program.
Vay Tiá»n Nhanh Chá» Cáș§n Cmnd. ï»żKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Waktu terasa begitu cepat berlalu, saat ini kita sedang menjalani bulan September 2019, di gereja-gereja mulai sibuk mempersiapkan perayaan Natal. Dalam waktu yang tidak lama lagi kita kembali merayakan Natal. Bagi umat Kristiani hari Natal merupakan saat istimewa yang dirayakan secara khusus, hari yang penuh keceriaan. Merayakan Natal merupakan peringatan akan penggenapan nubuat para nabi-nabi tentang lahirnya Juruselamat dunia yaitu Yesus Kristus. Di wilayah Nias, Natal dirayakan selama tiga hari berturut-turut, biasanya mulai tanggal 24-26 Desember setiap tahunnya, dan puncak perayaan itu pada malam pergantian tahun. Sudah menjadi kebiasaan bahwa pada tiga hari tersebut tidak ada orang yang sibuk keluar rumah untuk bekerja. Semua orang fokus pada perayaan Natal bersama keluarga, ada yang mengunjungi keluarga, kerabat dan ada yang mengikuti perayaan Natal di gereja. Dalam masa ini setiap orang Nias mengucapkan salam kepada seseorang atau dalam forum resmi dengan kalimat "Ya'ahowu Fanunu fandru". Bagi orang dari suku Nias, Natal adalah berkat howuhowu, yang datang dari Allah bagi manusia, maka patut dirayakan dengan "Fanunu Fandru" bukan berasal dari istilah Kristen atau Alkitab. Menurut P. Johannes M. Hmmerle, OFMCap, "Istilah Fanunu Fandru pada dasarnya bukan Kristiani karena istilah ini sudah dipakai oleh penduduk pulau Nias sebelum masuk agama Kristen. 200 tahun belum ada minyak tanah di Nias. Agak gelap di rumah. Tetapi sejak dulu setiap tahun setiap marga atau rumpun si sambua mo'ama berkumpul dan mengadakan Famoni empat hari lamanya. Famoni ini tidak berarti berpuasa, sebaliknya mereka makan enak. Tetapi mereka melakukan Famoni dalam arti tidak pergi ke ladang dan tidak bekerja. Lantas apa tujuan mereka? Empat hari lamanya mereka menuturkan asal usul mereka sampai jauh malam. Böröta gotari gotara, asal usul mereka, harus ditanam dalam hati generasi muda dan harus diperingati dan dirayakan setiap tahun. Inilah syarat mutlak bagi mereka supaya tradisi lisan tidak putus. Sebelumnya minyak kelapa sudah diisi dalam lampu kecil. Dan kalau lampu kecil ini dinyalakan di malam hari, hal ini mereka menyebut Fanunu Fandru. Sebagai orang Kristen kita sekarang sudah mempunyai Böröta Gotari Gotara yang baru."[1] Jadi istilah 'Fanunu Fandru' bukan istilah Kristen tetapi istilah yang diadopsi dari kebiasaan orang Nias pada saat menceritakan silsilah keluarga atau sejarah böröta gotari gotara. Menarik untuk di kaji mengapa orang dari suku Nias menyampaikan ucapan 'Selamat Natal' dengan menggunakan kalimat "ya'ahowu fanunu wanunu[2] fandru". Secara hurufiah kalimat tersebut terdiri dari tiga kata yaitu 'ya'ahowu' berarti 'selamat'; 'fanunu' berarti 'menyalakan'; dan 'fandru' yang berarti 'lampu'. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia secara leterlek maka tiga kata tersebut berarti "selamat menyalakan lampu". Meskipun demikian setiap kali orang Nias menggunakan sapaan atau salam "Ya'ahowu Fanunu Fandru", sapaan itu tidak dimaksudkan "selamat menyalakan lampu" tetapi semua orang Nias paham dengan sangat bahwa yang maksudkan dengan salam itu adalah "Selamat Natal". Makna dari ungkapan selamat Natal yaitu sebuah harapan agar pada hari Natal semua kita mengalami kasih dan damai sejahtera dari Tuhan. Ungkapan atau sapaan "Ya'ahowu Fanunu Fandru" tersebut sudah menjadi kebiasaan orangtua sejak jaman dulu, turun temurun menjadi kebiasaan bagi generasi ke generasi sampai saat ini. Bagi kita anak-anak orang Nias yang hidup di era milenial, yang mungkin tidak pernah melihat lampu minyak kelapa lagi, lampu teplok dan petromaks, tentu akan bertanya, apakah hubungan antara "menyalakan lampu" dengan Natal kelahiran Yesus Kristus? Sebagai seorang putera Nias, saya membahas topik ini secara khusus agar makna Natal yang diterima langsung dan dipahami oleh nenek moyang orang Nias dari para Zending, dapat dimengerti oleh generasi di era modern ini. Generasi milenial tidak dapat memahami konteks masyarakat Nias pada awal Injil masuk wilayah itu, karena situasi Nias kini telah jauh berbeda. Melalui tulisan ini, saya mengharapkan bisa menjembatani suatu gap yang terjadi akibat rentangan waktu, dan kemajuan atau perkembangan dibidang teknologi, pengetahuan, spiritualitas dan sosial budaya, antara generasi terdahulu dengan generasi milenial. Tulisan ini sekaligus mengusulkan istilah yang tepat untuk digunakan berhubungan dengan sapaan atau salam dalam konteks perayaan natal tanpa mengubah makna mula Perayaan Natal di pulau Nias seiring datangnya para missionaris dari Eropa. Kebiasaan merayakan Natal di Pulau Nias telah dimulai sejak masuknya para missionaris dari Jerman dan Injil diterima oleh penduduk setempat. Th. Van Den End dalam Ragi Carita 2001, menjelaskan bahwa "Injil masuk ke Nias melalui Misi Protestan pada tahun 1865 oleh penginjil Jerman, E. Ludwig Denninger dari Rheinische Missionsgesellschaft RMG pada tanggal 27 September 1865. Penerjemahan Alkitab dalam bahasa daerah Nias, seperti yang masih dipakai sekarang dilakukan oleh penginjil H. Sundermann, dengan bantuan Ama Mandranga dan beberapa orang Nias lainnya Injil Lukas, 1874; PB, 1891." Kemungkinan besar penerjemahan Alkitab versi bahasa Nias merupakan transmisi dari Alkitab berbahasa Jerman. Dari berita Injil yang diterima oleh penduduk setempat, penduduk Nias mendapat pemahaman mengenai kelahiran Sang Juruselamat dunia. Sebagaimana misi Yesus Kristus membawa keselamatan bagi dunia, hal itu merupakan kabar baik yang perlu disambut dengan sukacita. Manusia yang masih berada dalam kegelapan karena terikat oleh dosa, melalui Sang Juruselamat, Yesus Kristus memperoleh kelepasan. Bisa dikatakan bahwa perayaan Natal di daerah pulau Nias merupakan adopsi langsung dari kebiasaan perayaan natal ala yang yang diungkapkan oleh Johanes bahwa istilah "fanunu fandru" bukan istilah Kristen, memang tepat dan juga praktek menyalakan lampu fanunu fandru dengan bahan bakar minyak kelapa memang sudah kebiasaan masyarakat di pulau Nias sejak dahulu. Bagaimanapun juga, masyarakat Nias setiap malam harus menyalakan lampu di rumah masing-masing sebagai alat penerang, meski bukan acara khusus. Tidak bisa dipungkiri pula bahwa adanya peralihan inti dari kebiasaan orang Nias menceritakan silsilah keturunan böröta gotari gotara, dan diganti dengan pembacaan silsilah kelahiran Yesus Kristus berdasarkan Injil Lukas pada masa perayaan Natal. Alasan lain yang umumnya sering kita dengar jika membahas topik ini yaitu istilah "fanunu fandru" muncul karena adanya penyalaan lilin dalam setiap perayaan Natal, sebagai puncak acara dalam perayaan tersebut. Memang benar bahwa setiap perayaan Natal selalu disertai dengan penyalaan lilin Natal sebagai simbol terang yang hadir di tengah kegelapan. Hal ini menyerupai tindakan Allah menjadi manusia di dalam Yesus Kristus, untuk menerangi manusia yang berada dalam kegelapan. Namun kedua alasan tersebut bisa dikatakan sebagai asumsi yang dihubungkan dengan peristiwa Natal, karena istilah "fanunu fandru" tidak ada kaitannya dengan kelahiran fa'atumbu Yesus "Ya'ahowu Fanunu Fandru" untuk menyatakan "Selamat Natal", sebenarnya berkaitan langsung dengan perkembangan teknologi dan ekonomi. Pada saat ini pulau Nias merupakan salah satu daerah yang masih berada dalam kategori terbelakang atau tertinggal dalam hal kemajuan dalam berbagai aspek, jika dibandikan dengan wilayah lain di Indonesia . Bila situasi sekarang kita bandingkan dengan tahun 1865, waktu kedatangan para misionaris Jerman, tentu jauh lebih terbelakang lagi. Ketika mendengar kisah kehidupan orangtua dulu dari ayahnda D. Hulu / Ama Meli Hulu, yang pada saat ini sudah berumur 78 tahun, saya baru mengerti mengapa ungkapan "ya'ahowu fanunu fandru" dihubungkan dengan perayaan Natal. Sekitar 70-an tahun lalu, pada masa penjajahan Belanda dan selanjutnya oleh Jepang, pada malam hari rumah-rumah orang Nias gelap gulita. Bila ada lampu yang menyala di suatu rumah itu pasti lampu berbahan bakar minyak kelapa, sebab pada masa itu belum tersedia minyak tanah di daerah pulau Nias. Pada perkembangan setelah itu, orang Nias mengenal lampu teplok yang pakai cerobong kaca dengan bahan bakar minyak tanah. Selanjutnya masyarakat Nias mulai mengenal lampu petromaks. Di masa itu pun lampu petromaks hanya dimiliki oleh orang tertentu saja dan jarang dinyalakan karena bahan bakar minyak tanah yang sangat terbatas. Pada setiap hari perayaan Natal, biasanya bagi keluarga yang memiliki lampu petromaks di rumahnya, masing-masing membawanya ke gereja. Sehingga pada malam perayaan itu rumah ibadah gereja terang benerang, karena banyaknya lampu petromaks yang lampu petromaks merupakan pengalaman istimewa di tahun 1900-an, sebab merupakan peristiwa sekali dalam setahun, dan hanya dinyalakan pada saat perayaan Natal saja di gereja. Sampai pada waktu saya masih remaja, anak-anak sebaya saya dulu berbondong-bondong ke gereja pada saat perayaan di malam Natal untuk melihat dan bermain di bawah cahaya terang lampu petromaks. Dalam Kamus Li Niha, Apolonius Lase menjelaskan bahwa "Istilah Fanunu Fandru berkaitan erat dengan kebiasaan orang Nias sejak dahulu hingga sekarang bahwa pada saat Natal tersebut lampu - biasanya lampu petromaks dinyalakan hingga larut malam".[3] Pengalaman yang hanya bisa terjadi sekali setahun itu, merupakan hal yang unik dan istimewa pada masa itu. Perayaan Natal seolah identik dengan penyalaan lampu. Lampu petromaks yang menyala terang mirip cahaya lampu listrik, menjadi daya tarik bagi banyak orang untuk berbondong-bondong, bersukacita merayakan Natal di bawah terangnya cahaya lampu petromaks. Dalam perayaan Natal ada dua benda sumber cahaya yang dinyalakan yaitu lampu petromaks dan lilin natal. Dua barang itu merupakan barang baru dan istimewa yang baru dikenal dan langka jaman itu khususnya di wilayah pulau generasi milenial yang telah mengalami kemajuan teknologi modern dengan menggunakan lampu listrik sebagai alat penerang, dua macam benda petromaks dan lilin merupakan benda biasa yang tidak terlalu penting. Tetapi pada jaman dulu meskipun lampu petromaks dan lilin tidak dianggap sebagai benda yang sakral namun dua benda itu merupakan simbol terang yang disambut pada perayaan Natal. Pada dasarnya semua orang menyukai terang, karena terang dapat menerangi kegelapan, kehadiran terang melenyapkan kegelapan. Demikian juga kelahiran Yesus Kristus sebagai terang dunia, yang melenyapkan kegelapan bagi manusia. Seperti dicatat dalam Injil Yohanes 812, Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." Kelahiran Yesus Kristus disambut dengan sukacita karena mendatangkan kebahagiaan bagi orang yang percaya. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
140 Kosakata Bahasa di Berbagai Daerah yang Sering Digunakan Beserta Artinya â Indonesia merupakan negara dengan jumlah bahasa daerah yang sangat banyak. Dengan jumlah 726 bahasa daerah dari seluruh suku dan etnis, Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara dengan jumlah bahasa terbanyak setelah Papua Nugini. Kosakatanya pun sangat beragam, ada yang sangat sering digunakan dan ada yang sama sekali tidak diketahui oleh orang selain pengguna bahasa itu sendiri. Nah, kali ini Mamikos akan membagikan beberapa kosakata bahasa di berbagai daerah yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia serta artinya. Informasi Terbaru Kosakata Bahasa di Berbagai Daerah yang Sering DigunakanDaftar IsiInformasi Terbaru Kosakata Bahasa di Berbagai Daerah yang Sering DigunakanBahasa Daerah yang Paling Banyak Digunakan di IndonesiaDaftar Lengkap Kosakata Bahasa Daerah yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia Serta Artinya Daftar Isi Informasi Terbaru Kosakata Bahasa di Berbagai Daerah yang Sering Digunakan Bahasa Daerah yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia Daftar Lengkap Kosakata Bahasa Daerah yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia Serta Artinya Sebagai negara dengan suku dan etnis yang sangat beragam, negara Indonesia tentunya memiliki keragaman bahasa daerah selain bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional. Meskipun hanya ada 34 provinsi, nyatanya negara ini memiliki 726 bahasa yang digunakan oleh setiap penduduk dari masing-masing suku dan etnis. Beberapa kosakata bahasa di berbagai daerah tersebut sering digunakan dan mungkin akan berguna jika kamu mengunjungi daerah tersebut. Simak informasi seputar daftar lengkap kosakata bahasa di berbagai daerah yang telah Mamikos himpun berikut ini. Bahasa Daerah yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia Seperti yang sudah Mamikos sebutkan di atas, Indonesia memiliki 726 bahasa daerah yang telah tercatat secara resmi. Dari jumlah tersebut, ada sebanyak sepuluh bahasa daerah yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Bahasa Jawa menjadi bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Indonesia dengan jumlah total penuturnya 100 juta jiwa. Berikut ini adalah 10 bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Indonesia beserta dengan jumlah penuturnya. Bahasa Jawa jiwa Bahasa Sunda jiwa Bahasa Madura jiwa Bahasa Minang jiwa Bahasa Musi jiwa Bahasa Bugis jiwa Bahasa Banjar jiwa Bahasa Aceh jiwa Bahasa Bali jiwa Bahasa Betawi jiwa Daftar Lengkap Kosakata Bahasa Daerah yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia Serta Artinya Nah, selanjutnya Mamikos akan membagikan beberapa kosakata bahasa di berbagai daerah yang sering digunakan serta artinya dalam bahasa Indonesia. Kata-kata berikut ini mungkin akan sangat berguna ketika kamu pergi ke daerah tertentu baik itu untuk berlibur maupun untuk urusan lainnya. Kamu bisa menggunakan kosakata bahasa di berbagai daerah berikut untuk meminta tolong, berterima kasih, atau yang lainnya. Berikut daftar lengkapnya. Kosakata Bahasa di Berbagai Daerah Untuk Terima Kasih Kosakata bahasa di berbagai daerah berikut bisa kamu gunakan untuk mengucap âterima kasihâ kepada orang lain. Bahasa Aceh sabah; teurimong geunaseh; brejen Bahasa Batak mauliate; bujur Bahasa Lampung teghemo kasih; teghima kasih; njengkepi parikan; nerima nihan Bahasa Bangka makaseh Bahasa Nias saohagölö Bahasa Natuna terime kaseh Bahasa Sunda hatur nuhun Bahasa Jawa suwun; matur nuwun; kasuwun Bahasa Malang matur suwun Bahasa Madura mator sekelangkong; kesoâon Bahasa Bali matur suksma Bahasa Manggarai tiba teing; walidiâa Bahasa Sasak tampi asih Bahasa Bima tarima kasih Bahasa Dayak Maanyan tarima kasih Bahasa Dayak Randuk makaseh Bahasa Dayak Ngaju tarima kasih Bahasa Dayak Kenyah tarima kasih Bahasa Manado makase Bahasa Minahasa makapulu samaâ Bahasa Gorontalo oduâolo Bahasa Banggai tinatauan Bahasa Buol terima kasih Bahasa Mamuju tarima kasiâ Bahasa Mandar tarima kasiâ Bahasa Wolio tarima kasi Bahasa Wakatobi tarima kasi Bahasa Kendari tarima kasih Bahasa Luwu/Palopo kurru sumangaâ Bahasa Toraja kurre sumangaâ Bahasa Bugis kurru sumange; tarima kasiâ Bahasa Makassar tarima kasiâ Bahasa Ternate sukur dofu-dofu Bahasa Tidore sukur dofu Bahasa Ambon tarima kasih; dangke Kosakata Bahasa di Berbagai Daerah Untuk Mengucapkan Maaf Nah, kalau kamu berbuat kesalahan dan hendak mengucapkan kata âmaafâ, kamu bisa pakai salah satu kosakata bahasa di berbagai daerah yang berikut ini. Bahasa Aceh meuah; meuampon Bahasa Batak santabi; marpanganju; maaphon Bahasa Lampung mahap Bahasa Bangka maaf Bahasa Nias bologö dödöu Bahasa Natuna maaf Bahasa Sunda punten; hapunten; hampura Bahasa Jawa nyuwun pangapura Ngoko; pangapunten Krama; sepuranĂ© Ngoko Bahasa Malang sepurane Bahasa Madura seporanah; glenon; amit Bahasa Bali ampura; sinampura; nunas lugra; ngidih pelih Bahasa Manggarai neka rabo Bahasa Sasak agung ampure; ampurayan Bahasa Bima kangampu Bahasa Dayak Maanyan ampun; maaf Bahasa Dayak Randuk maaf Bahasa Dayak Ngaju laku maaf Bahasa Dayak Kenyah maap Bahasa Manado maaf Bahasa Minahasa ampung Bahasa Gorontalo mohile ambungu; bolo maapu Bahasa Banggai tebea Bahasa Buol ambun Bahasa Mamuju aâdampangang Bahasa Mandar adappangangaâ Bahasa Wolio maafu Bahasa Wakatobi melu maafu Bahasa Kendari tabe mi Bahasa Luwu/Palopo paddampangan Bahasa Toraja tabeâ; pagarri; paramisi Bahasa Bugis addampengikaâ Bahasa Makassar pamopporang Bahasa Ternate tabea Bahasa Tidore lahi maaf Bahasa Ambon parmisi Kosakata Bahasa di Berbagai Daerah Untuk Meminta Tolong Kamu sedang butuh bantuan saat berlibur ke daerah tertentu? Kosakata bahasa di berbagai daerah di bawah ini bisa kamu gunakna untuk mengatakan âtolongâ kepada penduduk di daerah tersebut. Bahasa Aceh tulong Bahasa Batak urupi; siamunmi; sampat Bahasa Lampung tulung Bahasa Bangka tulong Bahasa Nias tolo Bahasa Natuna tulung; tulong Bahasa Sunda tulung Bahasa Jawa nyuwun; njaluk tulung Bahasa Malang tulung Bahasa Madura nyoâon tulung Bahasa Bali ngidih tulung; diolas Bahasa Manggarai campe Bahasa Sasak tunas tulung Bahasa Bima kanembak; inga Bahasa Dayak Maanyan awat Bahasa Dayak Randuk talau Bahasa Dayak Ngaju laku dohop Bahasa Dayak Kenyah meâbo Bahasa Manado tolong Bahasa Minahasa tulung Bahasa Gorontalo mohile turungi Bahasa Banggai tabe Bahasa Buol tuyung Bahasa Mamuju kadulu Bahasa Mandar tulungaâ Bahasa Wolio tulungi Bahasa Wakatobi melu tullu Bahasa Kendari tolong mi Bahasa Luwu/Palopo melaku tulung Bahasa Toraja tolong Bahasa Bugis tulung; ewaikaâ Bahasa Makassar appalaâ tulungaâ; tolonga; ammali; ambali Bahasa Ternate tolong Bahasa Tidore bantu Bahasa Ambon tolong Kosakata Bahasa di Berbagai Daerah Untuk Selamat Pagi Kalau untuk mengucapkan âselamat pagiâ, kamu bisa gunakan beberapa kosakata bahasa di berbagai daerah berikut ini. Bahasa Aceh seulamat beungoh Bahasa Padang selamek pagi Bahasa Jawa sugeng enjing Bahasa Sunda wilujeng enjing Bahasa Banjar selamat bisukan Bahasa Minang selemat pagi Bahasa Damal, suku asal Papua amole Bahasa Bengkulu pueng tu pagi Bahasa Moi, suku asal Papua lawobok Bahasa Bugis Makassar salamaâ bariâ basaaâ Bahasa Bali rahajeng semeng Bahasa Ambon salamat pagi Bahasa Dayak Ngaju Kalimantan salamat hanjewu Bahasa Lampung selamat tukuk Bahasa Dayak Maâanyan Kalimantan salamat kaâayat Kosakata Bahasa di Berbagai Daerah Untuk Selamat Datang Kamu hendak mengucapkan âselamat datangâ kepada tamu dari luar daerahmu? Maka kamu bisa menggunakan salah satu kosakata bahasa di berbagai daerah berikut ini. Bahasa Sunda wilujeng sumping Bahasa Jawa sugeng rawuh Bahasa Bali om swastiastu Bahasa Papua onomi fakhai Bahasa Lampung selamat ratong Bahasa Makassar salama engka Bahasa Dayak Ngaju kopisanangan kinorikatan Kosakata Bahasa di Berbagai Daerah Untuk Apa Kabar Nah, kalau kosakata bahasa di berbagai daerah yang terakhir ini bisa kamu pakai saat hendak bertanya âapa kabarâ kepada lawan bicaramu. Bahasa Sunda kumaha kabarna? Bahasa Cirebon Priben kabare? Bahasa Jawa Surabaya yok opo kabare rek? Bahasa Jawa Solo, Yogya piye kabare? Bahasa Betawi gimane kabarnye? Bahasa Dayak Banjar napa habar? Bahasa dayak Ngaju narai kabar? Bahasa Aceh neu na haba? Bahasa Sumbar ba a kabanyo? Bahasa Makasar apa kareba? Bahasa Bima NTB bune haba? Bahasa Nias hadia duria? Bahasa Kalsel kyapa habar pian? Demikian informasi yang bisa Mamikos sampaikan seputar kosakata bahasa di berbagai daerah yang sering digunakan. Sebagai alat untuk berkomunikasi, ada baiknya kamu mempelajari beragam bahasa yang ada di Indonesia. Selain untuk menambah ilmu pengetahuan, kamu juga bisa membantu untuk melestarikan kebudayaan Indonesia, lho! Untuk kamu yang sedang bingung mencari tempat tinggal di dekat sekolah atau kampus idaman, kamu bisa install aplikasi Mamikos untuk mempermudahmu. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost dekat kampus UI Depok Kost dekat kampus UNINDRA Jakarta Selatan Kost dekat kampus UNDIP Semarang Kost dekat kampus UGM Yogyakarta Kost dekat kampus UNY Yogyakarta Kost dekat kampus UMY Yogyakarta Kost dekat kampus ITB Bandung Kost dekat kampus ITS Surabaya Kost dekat kampus Atma Jaya Jakarta Kost dekat kampus UNJ Jakarta Kost dekat kampus UBAYA Surabaya Kost dekat kampus UNPAD Dipatiukur Kost dekat kampus STAN Jakarta Kost dekat kampus IPB Bogor Kost dekat kampus UPI Bandung Kost dekat kampus UIN Jakarta Kost dekat kampus UIN Yogyakarta Kost dekat kampus UNAIR Surabaya Kost dekat kampus ITS Surabaya Kost dekat kampus UNESA Surabaya Kost dekat kampus UIN Surabaya Kost dekat kampus UNHAS Makassar Kost dekat kampus UKI Paulus Makassar Kost dekat kampus Universitas Muhammadiyah Makassar Kost dekat kampus Universitas Fajar Makassar Kost dekat kampus STMIK Dipanegara Makassar Kost dekat kampus lainnyaâŠ
a 1. huruf pertama dalam abjad Latin yang digunakan dalam Bahasa Nias; 2. kki makanlah. A göu fakhe Makanlah nasimu. 3. dan dalam pengucapan bilangan. Hönö a fitu ngaotu a fulu Seribu dan tujuh ratus dan sepuluh. abakha ks 1. dalam. Abakha sibai dögi nikhaora. Dalam sekali lubang galian mereka. fa- kedalaman. 2. menjadi serius / mendalam 3. abakhabakhaâö kki tambah-tambahi sehingga menjadi masalah; bumbu-bumbui. Böi abakhabakhaâö wanutunö salua khömö Jangan tambah-tambahi kisah yang kau alami. abao ks 1. bengkak; 2. binal untuk anak gadis / perempuan. Si mate abao Si gadis binal; 3. abao dödö sakit hati. Abao dödögu khönia Aku sakit hati padanya. abaöbaö ks berpenampilan kaku, tidak ramah, dan cenderung memancing kejengkelan orang lain. No abaöbaö niha daâö. Sin. dömbadömbaö abasö ks basah. Abasöga ba deu toho. Kami basah karena hujan lebat. lih. basö abazöbazö ks masih berair, belum kering betul. No abazöbazö nasa newali Pekarangan masih belum kering. No abazöbazö geu andre, tebai nasa nitunu. Kayu ini masih agak basah, belum bisa dibakar. Lih. olazalaza. abeâe ks 1. keras. Eu sabeâe Kayu keras. Am Abeâe gae na no okafu Pisang mengeras kalau sudah dingin. 2. abeâe dödö meyakini tidak kuatir atau mengkuatirkan seseorang atau sesuatu. Abeâe dödögu ia. Aku tidak mengkuatirkan dia yakin akan penampilannya, perjalanannya, dsb.; 3. abeâe dandro keras pendirian; 4. sabeâe tandro orang yang keras pendirian; 5. abeâe högö keras kepala. abeta ks 1. pindah. No ara me abeta ira moroi ba daâa Sudah lama mereka pindah dari sini. 2. tersingkir. No abeta ia moroi ba dadaomania Dia telah tersingkir dari jabatannya. Sin. aheta abeto ks bunting untuk binatang berkaki empat babi, anjing, dsb.. Dipakai juga untuk perempuan yang hamil di luar nikah. lih. beto abila ks 1. bengkok Eu sabila Kayu bengkok; 2. abila lala sesat; ungkapan untuk orang yang sesat atau rusak moralnya 3. abila geraâera tidak jujur. Böi fao ba niha sabila eraâera Jangan ikut dengan orang yang tidak jujur. aboto ks 1. pecah No aboto galasi khöda Gelas kita sudah pecah; No aboto gorahuara perkumpulan / organisasi mereka sudah pecah. Am He aboto bakha, böi aboto baero Perselisihan keluarga jangan sampai dibawa ke luar / diperlihatkan di luar. 2. aboto ba dödö mengerti, faham Me no ihaogö wangombakha, awena aboto sibai ba dödögu. Setelah dia menjelaskan dengan baik, saya baru sungguh-sungguh mengerti; 3. kefe saboto uang pecah. lih. arasa, boto aböâa ks 1. melengkung ke arah belakang, lawan dari bungkuk. 2. manja. Aböâa ia me so gaâania. Dia manja karena kakak/abangnya bersama dia. aböda ks 1. urung, tak berkelanjutan. Aböda manö khöra huhuo daâö Pembicaraan mereka itu tidak berkelanjutan. Am FondrĂ”ni zabĂ”da bakha har. Penarik yang urung ke dalam Sesuatu misalnya pembicaraan untuk pemancing agar seseorang mengeluarkan isi hatinya yang enggan / susah dinyatakannya. 2. aböda lela dalam keadaan sekarat. lih. akandro. abökha ks 1. retak, pecah-pecah, atau merenggang karena kekurangan cairan. Na aukhu dalu ba ahori abökha mbewe Kalau panas dalam maka bibir pecah-pecah sariawan. 2. agabökha pada pecah-pecah. Agabökha danö ba mbawa lökhö Di musim kemarau tanah pada retak. lih. aukha, agazilazila. abölö ks 1. kuat. Abölö ia wofanö Dia kuat berjalan; fa- kekuatan 2. lebat. Teu sabölö Hujan lebat. 3. anaâa sabölö kb emas murni. abönö ks cukup. Abönö zi no so, böi nönö saâe Yang sudah ada cukup, jangan tambah lagi. lih. bönö, ibönö abösi ks 1. mata penuh dengan kotoran yang mengering, terasa gatal, dan agak susah melihat; diakibatkan oleh penyakit mata. 2. buta 3. tidak mau melihat Böi abösi wamaigi si sökhi Jangan menghindar melihat kebaikan. abötu ks 1. rasa sirih terlalu banyak kapurnya. Afo sabötu Sirih yang kebanyakan kapur. 2. terluka tipis di permukaan kulit akibat cakaran atau goresan, dsb. Abötu dangania Tangannya tergores. 3. mati. Abötu gutu na labe dalu-dalu Kutu kepala mati kalau diobati. aböu ks 1. bau. So deâu si mate ba zi tambai nomo, aböu sibai. Ada tikus mati di sebelah rumah, bau sekali. 2. aböu bekhu, aböu böhö bau orang yang jarang mandi, atau bau anak yang baru selesai bermain-main. abu dödö ks 1. sedih, susah. Abu dödögu woâangeragö. Aku susah memikirkannya. fang-, kb. Oya sibai wangabu dödö ba ginötö iadaâa Banyak sekali kesusahan sekarang. 2. abula dödö kb. kesusahan. Böi nönö gabula dödögu Jangan menambah kesusahan saya abuâa ks 1. lunas Lö sahori ibuâa gömönia khögu. Utangnya kepadaku belum habis dibayarnya. 2. berbalas, seri. No möna ia, no abuâa ira. Dia menang, mereka seri. abua ks 1. berat, sukar. Noro sabua beban berat. fang- kb pemberat 2. abua ba dödö Tidak ikhlas. Abua ba dödönia wanolo talifusönia Dia tidak ikhlas membantu saudaranya. 3. fangabua gölö kb pengendur semangat. Fehedenia sadarö-darö tobali fangabua gölö niha Perkataannya yang menusuk hati tajam mengendurkan semangat orang. abuabua ks kelihatan âberbobotâ karena membawa oleh-oleh atau sesuatu penghormatan kepada pihak lain. Abuabua ia me so ia, iâohe zumangeda. Dia datang dengan âbawaan beratâ ia membawa penghormatan kita. aburu ks terkelupas kulit karena kena cairan panas. Aburu dangania göna fanikha wogore. Kulit tangannya terkelupas kena minyak goreng panas. abuso ks 1. kenyang. Abuso sibai ia Ia kenyang sekali. 2. fangabuso kb rejeki; sesuatu yang dinikmati konotasi negatif. Sinöndrania no tobali fangabuso niha böâö Penghasilannya menjadi rejeki orang lain. Uso dödö ngalöngalö, fangabuso ndri mböhö Kegembiraan lalat, pembuat nyamuk kenyang. abuza abuzabuza ks tidak berwibawa, tidak dipercaya orang lagi, ucapannya tidak bernas karena sesuatu berbagai tindakannya yang menghancurkan reputasinya. Abuza ba dödö niha na fahuhuo ia Tidak dipercaya orang kalau dia berbicara. No abuzabuza niha daâö. Orang itu sudah kehilangan wibawa dan tidak dihormati orang lagi. lih. abozeboze, ahowihowi. adaâudaâu ks agak takut; takut-takut. Adaâudaâu ia wanörö sibongi ha yaâia ha samösa. Dia agak takut pergi malam hari seorang diri. adada ks 1. melorot; hampir jatuh. Oluo khönia zaraewania, irege adada tou. Celananya kebesaran sehingga melorot. 2. turun dari posisi normal. Börö me oya mbua maga, ba adada ndraha-ndraha Karena berbuah banyak, dahan-dahan mangga pada turun. Adada gota mbawi na lö ara tö moâono. Perut babi menurun saat menjelang beranak. 3. lepas; tak terjangkau Am Adada gohitö si lö dayadaya. Tanpa modal, persiapan, dan perencanaan yang baik, sesuatu target atau tujuan tak terjangkau akan lepas. 4. rusak Ibörögö adada saâe nomo daâö börö me lö sangiagö Rumah itu mulai rusak karena tidak ada yang mendiami. Adada gorahua si lö fahasara dödö Tanpa kekompakan, suatu perkumpulan akan hancur. adawadawa ks rendah untuk pohon, rumah. No adawadawa nomo daâö. Rumah itu kelihatan rendah. adöâö ks tersedak. adogo adogodogo ks 1. pendek; singkat. Huhuonia no adogodogo sibai Pidato / khotbahnya singkat sekali. 2. adogoâö persingkat; singkatkan Adogoâö manö wangombakha Singkatkan saja menceritakan / menuturkan adölö ks 1. lurus. Adölö sibai lala sibohou mufazökhi andrö. Jalan yang baru dibangun itu sangat lurus. 2. menuju ke. Hezo adölö ami ? Hendak menuju ke mana kalian ? adöni ks 1. tertarik Adöni dödögu wamaigi gayania wanunö. Saya tertarik melihat gayanya bernyanyi. Adöni tanö ba daâa. Tertarik ke arah sini. adu kb patung. Adu zatua Patung leluhur. Me föna manömba adu Nono Niha. Di zaman dahulu, Orang Nias menyembah patung. adudu ks ambruk; runtuh; roboh. No adudu ba nangi nomo sibohu mufazökhi andrö. Rumah yang baru dibangun itu telah runtuh karena angin. adulo kb 1. telur. Adulo manu telur ayam. Safusi gadulo Putih telur. Saâusö gadulo Kuning telur. 2. mangadulo bertelur. Mangadulo khöda manu. Ayam kita bertelur. aduwa ks 1. tumpah. Böi daâidaâi wholohe enaâö böi aduwha. Hati-hati membawa agar jangan tumpah. 2. tumpah ruah manusia. Börö me ahatö ndröfi sibohou, aduwha niha ba harimbale. Karena tahun baru sudah dekat, manusia tumpah ruah ke harimbale pasar / pekan mingguan desa. abusa ks lecet; lepuh; terkelupas. Abusa guli gahenia ba wamake badagahe sibohou andrö. Kulit kakinya lecet karena sepatu baru. ae 1. kki = aeâe pergi. Ae ombakhaâö khöra wa no tohare domeda. Pergi beritahukan pada mereka bahwa tamu kita sudah datang. Böi ae aeâe ha yaâugö Jangan pergi sendirian. 2. pernyataan rasa kesal atau kurang senang. Ae âŠ, hana wa ölau daâö. Ah, mengapa engkau berbuat begitu. 3. kkt amat; sangat Ara ae larugi Lama sekali mereka sampai. Ebua ae nomo sawena mufazökhi andrö. Besar sekali rumah yang baru dibangun itu. Dalam pengertian 3 ini ae, selain menerangkan kata sifat, juga menggambarkan perasaan kekaguman, kekesalan, kekecewaan, dsb. seseorang terhadap sesuatu hal yang diamati atau dialaminya. aâebu ks bungkuk. Niha saâebu Orang bungkuk. aefa ks 1. lepas. No aefa dagutagu zinga mbarunia. Jahitan di pinggir bajunya lepas. 2. kk berakhir, selesai. No aefa rafe mbanua. Pertemuan desa sudah berakhir. 3. sesudah; lalu. Lafaku ua, aefa daâö laboboto Dicangkul dulu, lalu digemburkan. 4. lahir. No aefa nono khö Nina Harita Anak Ina Harita telah lahir. aefata kkt keterlaluan. Aefata na lö öâila lalau ba fasa Keterlaluan kalau engkau tidak tahu jalan ke pasar. aekhu kk 1. jatuh. Sin. atoru No aekhu gofekofegu. Dompet saya jatuh. 2. bermuara pada sesuatu kebaikan, kejahatan, dsb. Aröuâögö moroi ba mbuabua si lö sökhi saekhu ba waâatekiko. Jauhilah perbuatan jahat yang menuju kehancuran. 3. aekhu luo matahari terbenam. lih. aekhula 4 aekhu niha orang banyak datang / berdatangan. Aekhu niha me larongo so nomo sakhozi Orang banyak berdatangan ketika mendengar ada rumah terbakar. aelo ks 1. licin. Böi daâidaâi wanörö lala saelo. Pelan-pelan berjalan di jalan licin. 2. aelo lela cadel; tidak bisa mengucapkan huruf R dengan jelas. aeru ks 1. menyempit. Aeru lala daâö börö me lö asese latörö niha. Jalan itu menyempit kiri-kanan ditumbuhi semak karena jarang dilewati orang. 2. langsing 3. aerua kb bagian yang menyempit. Aeru lafoyo Lingkar pinggang kecil sekali. aetu ks 1. putus. Oya zaetu lala ba mbaĆ”a deu Selama musim hujan banyak jalan putus. 2. selesai. No aetu rafe. Pertemuan sudah selesai. 3. aetula â angetula kb putusan, simpulan. aâewo ks sudah cukup tua tapi belum nikah. Sin. atua barö. afaito ks 1. nakal. Afaito sibai nono daâö Nakal sekali anak itu. 2. jahat Afaito ae niha daâö Orang itu jahat sekali. afasi kb kapas. afatö ks 1. patah. Afatö döla geu ba nangi sabölö. Karena angin kencang batang kayu patah. 2. afatöla kb patahan. 3. afatö dödö kecewa. 4. afatö-fatö lantang. Afatö-fatö na fahuhuo ia Lantang kalau ia berbicara. afau ks parau. afeto ks pahit. Afeto sibai daludalu nibeâe doto andrö. Obat yang diberikan dokter itu pahit sekali. Am Alawa luo, afeto duo, aisö nidanö mbanio. Har Hari makin siang, tuak terasa pahit, air kelapa terasa asam. afi 1. kb sayap. Afi marafadi Sayap merpati. Tebai muhombo wofo daâö, no afatö gafi. Burung itu tidak bisa terbang, sayapnya sudah patah. 2. kb api. Kureta afi kereta api. Di sini, afi merupakan kata serapan dari Bahasa Indonesia melalui perubahan huruf bunyi âpâ menjadi âfâ. Kureta adalah juga kata serapan dari Bahasa Indonesia. afiâafi kb korek api; mancis; geretan. Alui gafiâafi, tatunu wandru. Cari korek api, kita menyalakan lampu. Afiâafi lele adalah nama khusus untuk korek api. Ono gafiâafi batang korek api. afiso aj 1 tuli. 2 niha safiso orang tuli. No iâosafiso ia me lahedeâö ia. Ketika dia ditegur dia berlagak seperti orang tuli afo kb sirih. Terdiri dari daun sirih tawuo, kapur betua, gambir gambe, fangoyo, pinang fino dan kadang-kadang tembakau bago. Pembuatannya adalah sebagai berikut. Selembar daun sirih dibelah dua, tangkai daun dibuang, dan ujung daun yang lancip dipotong. Di atas permukaan bawah punggung daun dilengketkan kapur secukupnya, lalu daun atau getah gambir diletakkan di atasnya. Lantas daun sirih yang telah dibubuhi kapur dan gambir tadi dilipat tiga sehingga campuran tadi tertutup dalam lipitan tersebut. Di atas lipatan itu diletakkan pinang, lalu daun sirih tadi digulung, berintikan pinang. Sirih siap ditawarkan atau diedarkan. Kadang-kadang tembakau dicampur sewaktu penyiapan, atau secara terpisah dimasukkan ke dalam mulut oleh si penyantap sirih. afusi ks 1. putih. Afusi mbaru nifakenia. Baju yang dipakainya berwarna putih. 2. lurus, bersih. Afusi dödönia khögu. Hatinya lurus / bersih tidak punya maksud jahat padaku. afuru ks tumpul. No ara lö mudali mbalatu andre, afuru sibai. Pisau ini sudah lama tidak diasah, tumpul sekali. aisö ks 1. asam. Aisö raso ndrima, ami raso nidanö döwu. Jeruk berasa asam, air tebu berasa manis. 2. masam. Aisö mbawania khögu. Mukanya masam kepadaku. aâusö ks kuning. asoso ks masak; matang. No asoso gae ba hogu. Pisang telah masak di pohon. ataha ks mentah. Ataha nasa mbua ndruria khöda, tebai niteu. Buah durian kita masih mentah, belum bisa dipetik. aukhu ks panas; masak. No aukhu nidanö, fazökhi öda kofi. Air sudah panas masak, buatkan kopi untuk kita. Aukhu nösigu, mofökhödo. Badanku panas, saya sakit. anehe ks mengenal seseorang / sesuatu dengan baik. Ha samuza falukhaga, andrö lö anehedo sibai ia. Kami baru berjumpa satu kali, makanya saya tidak begitu mengenalnya. anigo ks terganggu oleh bunyi, perbincangan atau perbuatan yang tidak menyenangkan. Anigo ndraâo gamuatami. Aku muak dengan perbuatan kalian. Böi mifaguagua, anigo namada. Jangan ribut, ayah terganggu. alukhö ks tidak/belum pernah. Alukhö möido ba mbanuami. Saya belum pernah ke kampung Anda. alözö ks sesuatu tidak muat atau terlalu ketat karena yang dilalui sempit. Alözö khönia zaraewania. Celananya kesempitan. Id Niha salözölözö uto. Orang yang tidak berpikir panjang dan emosional. ambala kb selimut. alakha tabu. Böi falele, alakha. Jangan memaki, itu tabu. alawö ks segan, sungkan. Alawö ia wehede khö zibayania. Dia segan berbicara pada pamannya. Ungakapan lawö-lawösi = segan-segan terkait erat dengan kata alawö dan kemungknan besar muncul dari kata itu. Böi lawö-lawösi wahuhuosa khönia. Jangan segan-segan berbicara kepadanya. amatöröwa kb 1. kerajaan, daerah kekuasaan, jajahan. He waâae lö arara, no irai möi amatörö Nifo soi Indonesia. Walau tidak lama, Indonesia pernah menjadi jajahan Jepang. 2. bawahan, suruhan, seseorang/kelompok yang tunduk pada seseorang / kelompok lain. Böi baliâögö amatöröwania, faoma ono ami. Jangan tunduk padanya = jangan mau disuruh-suruh, kalian sederajat. alawa ks 1. tinggi. No alawa döla ndruria nitanögu no andrö. Pohon durian yang saya tanam dulu sudah tinggi. 2. alawa niha berpostur tinggi. Alawa niha gaâada. Abang kita berpostur tinggi. amakhaita kb hubungan kekerabatan; kerabat. asule kb senjang. amuata kb amuata. Sökhi sibai gamuata nono daâö. Baik sekali kelakuan anak itu. alui kki 1. cari. No atoru nono kusi, da taâalui. Anak kunci telah jatuh, mari kita cari. 2. fangalui mata pencaharian. Fangalui bisa juga berarti proses pencarian. Ada kecendrungan menggunakan awalan fo- sehingga menjadi foâalui. Pemakaian awalan fo- di sini tidak tepat. Moguna khöda sete ba wangalui falölöwa saekhu tou. Kita memerlukan senter untuk mencari jarum yang jatuh. angango kb dahi. No mesokho gangangoia, göna osö-osö. Dahinya luka kena paku. araro kb langit-langit mulut. atiâati kb anting-anting. Ifake gatiâati anaâa. Dia memakai anting-anting emas. aya 1. kb kalung. 2. kki ayak. Hamo niâaya. Tepung ayakan. aloâalo kb Bau tak sedap dari ketiak. Aböu aloâalo ahele ks tergelincir. Ahele ia wanörö lala saelo. Dia tergelincir di jalan yang licin / becek. awhökhu kb empedu. angaya ks menipu, tidak benar, tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Faliâera si lö angaya Neraca alat timbangan yang mengukur dengan benar yang sudah dikalibrasi. Faliera sangaya. Alat timbangan yang memerlukan kalibrasi. araâara danĂ” kb sejenis cacing tanah yang mengeluarkan bunyi nyaring pada malam hari. Humede zui garaâara danĂ”. Cacing tanah berbunyi lagi. arara ks sunguh; benar. Arara niwaâöu. Benar yang engkau katakan. arara dödö ks terhibur. Arara dödögu me no öhaogö wanutunö. Hatiku terhibur setelah engkau menceritakan / menjelaskan dengan baik. alahoitö ks dewasa; matang; sudah bisa kawin. Alahoitö ndraâugö, ba lö öâila obabaya halöwöu. Engkau sudah dewasa tetapi belum bisa mengerjakan sendiri pekerjaanmu masih perlu dikomandoi. alau 1. jatuh Sin. alabu 2. masuk ke dalam jebakan. Alau ia ba ndraâalawe. Ia masuk jebakan perempuan. 3 dikawini. No alau zihene ba manu meda Ayam dara sudah dikawini ayam bangkok. angetula kb simpulan, putusan. Moguna muâombakhaâö ba zato gangetula rafe maâökhö. Perlu diberitahukan kepada khalayak putusan rapat hari ini. alimbama ks terkena penyakit yang dipercaya diakibatkan makhluk halus. Sin. tesafo arawi 1. kb musang. No alau garawi ba mbölödi. Musang masuk perangkap. 2. ks sobek, robek. Arawi mbarunia, tokhai ba gosöâosö. Bajunya sobek tersangkut pada paku. atoru jatuh sin. aekhu. No atoru laedurugu. Cincinku jatuh. No atoru mbua ndruria, ae halö. Durian sudah jatuh, pergi ambil. aekhula kb barat. An. atumbukha Mofanö ira adölö ba gaekhula. Mereka pergi menuju ke barat. asio kb garam. Ami asio asin. Afeto asio keasinan karena kebanyakan garam. asoâa tumbang. Asoâa geu sebua na nagi sabölö. Pohon besar tumbang karena angin kencang. alitö kb api. Holahola galitö. Nyala api. Eu galitö. Kayu api. Ewuaâö khöda galitö Nyalakan api untuk kita. azuni kb sarang. Azuni wofo. Sarang burung.
If you know how to say âWelcomeâ in Bahasa Indonesia, then everything would be easier. Imagine that you can welcome you friend, or your Indonesian friend to your hotel or wherever you stay. Thus, welcoming people in Bahasa Indonesia is quite important for you to learn. Indonesian people like to say welcome to any foreigner. You have no idea how glad they would be if one foreigner can say welcome too in their native language. However, not simply in Indonesia. Having the capability welcome individuals in their own dialects breaks the social ice. Doing as such may separate you from the guests who think just about modest shopping or regular attractions. Demonstrating an enthusiasm for the general population dependably goes far. In the case of nothing else, knowing how to state âWelcomeâ in the nearby dialect would challenge you to interface with a certain place a bit more. But, relax, you donât have to memorize all the words in Bahasa Indonesia. Dissimilar to numerous other Asian dialects, Indonesian isnât tonal. That kills a considerable measure of dissatisfaction while talking. The way of pronunciation is also amazing. Plus, thereâs another reward Indonesia utilizes the 26-letter Latin alphabetical system, just like the local English speakers. You may incidentally take in a couple of new words just by perusing some signs. About the Language Bahasa Indonesia â the official dialect of Indonesia â is generally simple to learn contrasted with other tonal Asian dialects, for example, Thai or Mandarin Chinese. Words are articulated much in how they are spelled, except for âcâ being articulated as âch.â Not at all like in English, vowels follow these basic â and unsurprising â elocution rules A â ah E â uh I â ee O â oh U â ew Note Many words In Indonesian were adjusted from Dutch Indonesia was a Dutch state until picking up freedom in 1945. Asbak ashtray and handuk towel are two cases of the numerous things that are a piece of Bahasa Indonesia. Saying âWelcomeâ How to say âWelcomeâ in Bahasa Indonesia? Greetings in Indonesia donât necessarily follow any kind of formal form of respect as in some other Asian languages. This is the way to say âWelcomeâ in Bahasa Indonesia. Welcome Selamat Datang pronounced âsuh-lah-mat dat-ahngâ The word âWelcomeâ can also be followed by another phrase according to the place the person is welcomed. Here is some examples. Welcome home Selamat datang di rumah pronounced âsuh-lah-mat dat-ahng dee roo-mahâ Welcome to Indonesia Selamat datang di Indonesia pronounced âsuh-lah-mat dat-ahng dee Indonesiaâ Welcome to the office Selamat datang di rumah pronounced âsuh-lah-mat dat-ahng dee kahn-torâ Not at all like when saying âWelcomeâ in Vietnamese and different dialects, you wonât generally need to stress over a mind boggling arrangement of honorifics titles of regard while tending to individuals of changing age. The best approach to state âWelcomeâ in Indonesian is fundamentally the same for all individuals paying little mind to age and societal position. Saying âWelcomeâ can actually be followed by another form of greetings, such as the greeting with a regard of time. All greetings in Bahasa Indonesia begin with selamat pronounced âsuh-lah-matâ. Greetings Good Day Selamat siang pronounced âsuh-lah-mat see-ahngâ Good Morning Selamat pagi pronounced âsuh-lah-mat pah-geeâ Good Afternoon Selamat sore pronounced âsuh-lah-mat sor-eeâ Good Evening Selamat malam pronounced âsuh-lah-mat mah-lahmâ Note Sometimes âselamat petangâ pronounced âsuh-lah-mat puh-tangâ is used for âgood eveningâ in a very formal situations. This is used in an informal situasion in Bahasa Malaysia only. Of course, there are sometimes an unclear timing in which one can be confused how to greet. It is natural when some greet in a wrong timing, the opponent will respond with the right one. Not only for foreign, it also happens for the local Indonesian. Sometimes timing differs between regions. Selamat pagi From the morning until around 11 or noon Selamat siang Early day until around 3 Selamat sore From 3 until around 5 depending on daylight condition Selamat malam After dark If youâre close enough to someone, you can say goodbye when he/she is going to sleep. Itâs simplytelling someone goodnight, use selamat tidur pronounced âsuh-lah-mat tee-dureâ. Only use selamat tidur when someone is retiring for the night. Shaking Hands Indonesian handshake wonât be a firm grip, rather just be a simple touch. After the handshake, you can put the hand on your chest the heart as a symbol of respect. Fortunately, you donât need to bow or do something like any other Asians do, such as in Japan or Cambodia. Asking How Someone Is Doing You can develop your welcome by asking how somebody is getting along. The best approach to ask is âapa kabarâ which signifies âhow are you?â Interestingly, the strict interpretation is âwhatâs new/what is the news?â The right answer is baik pronounced âbicycleâ which signifies âwellâ or âgreat.â Sometimes it is said twice baik, baik. Ideally whomever you are asking doesnât reply, tidak bagus or tidak baik â ânot greatâ, it means theyâre just fine. If they answer with saya sakit, look out they are literally sick. In the event that somebody asks you âapa kabar?â The best reaction is by saying âkabar baikâ I am fine/well. In another event, âKabar baikâ likewise also signifies âGood news.â But, donât worry as Indonesian people will not confuse the two. Saying Goodbye Now that you know how to say âWelcomeâ in Indonesia, knowing how to say a proper goodbye will close the interaction on the same friendly note. When telling a someone goodbye, you can use the following phrases If you are the one leaving while other stay Selamat tinggal pronounced âteen-galâ If you are staying while other leave Selamat jalan pronounced âjal-lanâ However, the above sayings are quite uncommon, even for the local as it is too formal. If thereâs possibility to see each other again, then use something like this Sampai jumpa Pronounced âsahm-pai joom-pahâ See you later Jumpa lagi Pronounced âjoom-pah log-eeâ See you again / meet again Well, thatâs how to say âWelcomeâ in Bahasa Indonesia. We hope you learn it well!
bahasa nias selamat datang